Karawang, mediasuararakyat.com | Program Bantuan Simultan Perumahan Swadaya ( BSPS) dari Pokok Pikiran atau Aspirasi Anggota DPR RI di Desa Pasirmulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang terindikasi tidak menjelaskan nilai harga barang pada nota pembelian material dari toko yang ditunjuk oleh pelaksana proyek tersebut.

Proyek Rumah Layak Huni (Rulahu) Program BSPS bersumber Dana Alokasi Khusus ( DAK) APBN Tahun 2022, tercatat bahwa per unit Rulahu bernilai total sebesar Rp20 Juta, dengan ukuran bangunan 5 X 6 meter per segi.

Anggaran belanja material sebesar Rp 17.5juta, dan upah kerja yang harus diterima Keluarga Penerima Manfaat ( KPM) Rp 2,5 juta.

Akan tetapi di lapangan terindikasi, warga atau KPM, hanya menerima barang berupa bata hebel, besi beton, kayu, bambu, semen, kloset , nok, semen hebel dan paku. Ironisnya, nota pembelian barang yang dikirim Toko Material CHT tidak mencantumkan harga-harga pada tiap barang yang dikirim.

Salah seorang warga Penerima Program BSPS di Dusun Krajan Desa Pasirmulya, Warsan, mengaku sebagai orang tidak punya. “Saya orang tak punya. Untuk membangun rumah bagus dan layak huni memang gak mampulah. Tapi ya jangan terus kami bohongi,” sebutnya.

Ia mengatakan, dengar-dengar dari orang bantuan bedah rumah ini total biayanya mencapai Rp20 juta. “Untuk belanja material dengar-dengar Rp 17.500.000 dan upah kerja Rp 2.500.000. Bener nggak sih?” ungkap Warsan saat dikonfirmasi wartawan di lokasi proyek BSPS Desa Pasirmlya, Selasa pekan lalu.

Menurut Warsan lagi, untuk upah kerja dirinya baru terima besarannya hanya Rp1.250.000 dan yang memberikan adalah wakil atau kepala dusun setempat.

“Untuk material seperti semen hebel, bambu, bata hebel sebanyak 6 meter kubik, kayu 6 x 12, besi beton ukuran 10 mm dan cicin besi 6 mm, kloset. Kalau bis betonnya belum ada ya,” sebut dia bernada heran.

Dan ia juga merasakan tambah aneh, karena nota-nota belanja dari barang yang dikirim oleh toko material tidak tercamtumkan harga-harga barang yang dikirim. “Padahal kan total belanja material itu besarnya Rp17.500.000. Saya ya merasa dibohongi karena tidak ada terlulis besaran harga pada nota pengiriman barang tersebut,” ceplosnya.

Warsan menambahkan, bahwa dirinya dapat program bedah rumah ini sudah habis sekitar Rp10jutaan. “Sekitar segitulah totalnya. Saya akan minta penjelasan ke toko material di Pasirbuah, toko yang mengirim material,” ungkap Warsan. ( hmd /edy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content ini dilindungi.....!!!!