Mediasuararakyat.com – Karawang, Jawa Barat | Bangunan Turap Petahan Tanah (TPT) jaringan irigasi Pasirkonci, Desa Sarijaya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang belum genap satu tahun namun keadaanya murudul alias ambrol. Proyek TPT tersebut dibangun dengan biaya APBN Tahun Anggaran 2021.

Para petani yang melihat keadaan TPT yang sudah murudul itu menjadi terheran-heran; Sepertinya mereka tidak habis pikir. Pasalnya, debit air di Saluran Sekunder (SS) Pasirkonci menurut mereka tidak menunjukkan banjir ekstrem dan keadaan air selama ini terkontrol serta cenderung normal-normal saja.

Beberapa petani di Desa Sarijaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, kemudian menduga-duga kalau pelaksana pengerjaan proyek pembangunan TPT SS tersebut, kurang mengutamakan kualitas dan asal jadi saja.

“Kayaknya belum ada setahun turapnya selesai dibangun,” kata beberapa orang petani, yang dihimpun Indopublik Online di seputaran lokasi TPT SS Pasirkonci, Jumat (29/7).

Ketua Kelompok Tani Dusun Pasirkonci Desa Sarijaya, Dudu, membenarkan informasi dari beberpa petani berkait dengan masa pembangunan proyek TPT SS Pasirkonci tersebut.

Para Petani Dusun Pasirkonci Desa Sarijaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang di Lokasi bangunan TPT SS Pasirkonci yang ambruk

Dudu menambahkan, sepertinya ketika hendak dilakukan pemasangan batu belah pondasi, menggali tanahnya kurang dalam dan air pada galian untuk tapak pondasi kayaknya tidak dikuras dulu.

Menurut Dudu, Proyek TPT SS Pasirkonci tersebut adalah kebijakan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). “Pengerjaan proyek PTP di saluran sekunder tersebut pelaksananya adalah kontraktor, seingat saya dikerjakan bulan September tahun 2021,” kata dia di lokasi TPT SS Pasirkonci, Jumat (29/7).

Kemudian Dudu menjelaskan, selaku Ketua Poktan Dusun Pasirkonci pada saat ini dirinya diberi tanggung jawab untuk mengerjakan Proyek Gabungan Perkumpulan Petani Pamakai Air (GP3A) berkaitan dengan Program Ketahanan Pangan, yang lokasinya tidak jauh dari bangunan TPT Saluran Sekunder Pasirkonci yang murudul.

Ia mengatakan, pada proyek GP3A ini mengerjakan pembangunan TPT juga tapi bukan di saluran sekundernya melainkan di saluran tesier, sebagai bagian dari pengaturan air pada lokasi persawahan dan berhubungan langsung dengan para petani yang mengolah sawah.

“Oleh karena ini harinya hari Jumat, para pekerja libur sesuai dengan perjanjian saya dengan tukang batu yang mengerjakan. Para pekerja di proyek GP3A yang saya tangani ini sebagaian besar warga dari Kampung Tanjungplawad,” pungkas Dudu.  (tim/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content ini dilindungi.....!!!!