Mediasuararakyat.com – Karawang, Jawa Barat | Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia, merupakan sila ke lima pada Pancasila. Pancasila sudah menjadi keputusan bersama para pendiri bangsa ini, sebagai landasan ideologi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Implementasi dari sila ke lima dari pancasila ini, bukan hanya keadilan dalam hukum saja, tapi dalam hal menikmati hasil pembangunan pun harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat, sehingga pemerintah kabupaten (pemkab) Karawang harus melakukan pemerataan pembangunan untuk berkeadilan sosial.
Namun hal tersebut tidak dirasakan oleh warga Kampung (Kp) Kopi Desa Kutalanggeung Kecamatan Tegalwaru, pasalnya warga Kp Kopi seolah terisolir, karena letak geografis Kp Kopi yang di ujung Desa Kutalanggeung jauh dengan kampung lainnya, adapun kampung terdekat terhalang sungai Cicaban yang bermuara langsung dengan sungai Cicangor yang berada sebelah utara kampung Kopi.

Dengan geografis tersebut warga Kp Kopi sangat berharap dengan adanya jembatan. Namun pemkab Karawang belum mewujudkannya, walau sudah beberapa kali diajukan bahkan mantan wakil bupati sebelumnya pernah sidak, tapi harapan warga untuk sebuah jembatan tetap tidak terwujud.
Odih selaku ketua Karang Taruna desa Kutalanggeung menyampaikan bahwa keberadaan jembatan tersebut sangat penting, entah kenapa pemkab Karawang belum bisa mewujudkannya, dan setahu kami pemerintah desa sudah mengajukan berkali-kali ke beberapa instansi seperti pemkab Karawang dan provinsi Jawa Barat, yang ada hanya survey tanpa ada realisasinya.
Odih juga mengungkapkan di kampung Kopi ini ada anak usia Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), untuk sekolah SD, karena sekolahnya ada di kampung seberangnya, anak-anak harus menyeberang air sungai cicaban yang tentunya berbahaya apalagi pada waktu musim hujan.
Menurutnya, jalan Kutalanggeung (kp Kopi) – Pangkalan itu sudah ada sejak dulu, jika jembatan ini dan jalannya dibangun maka mobilitas akan lancar sehingga akan meningkatkan perekonomiannya. Karena untuk warga desa Kutalanggeung dan Kutamaneuh yang akan ke Karawang akan memilih lewat jalan Kopi untuk mempersingkat jarak tempuh, terang Odih.
“Kadang kala saya bingung kenapa pemkab Karawang tidak mau, membangun jembatan dan jalan kopi – pangkalan, tidak seperti jalan ke puncak sempur yang puluhan milyar menggelontor ke sana, jalan ke gunung goong, jalan ke tegal dodol, apa karena di sini tidak ada tanah atau aset pejabat, sehingga kurang diperhatikan, padahal kami juga warga Karawang”, ujar Odih.
“Karena pentingnya jembatan tersebut, warga bergotong royong membangun jembatan secara swadaya, dan Alhamdulillah ada dukungan dari pengusaha Karawang Selatan, H Jenal Arifin”, pungkasnya.
Di tempat terpisah, H Jenal Arifin ketika dikonfirmasi melalui whatsapnya mengatakan bahwa pendukung utama pembangunan jembatan tersebut adalah warga kampung kopi yang berswadaya dan bergotong royong dalam pembangunan jembatan.
“Saya hanya mendorong saja, pendukung utamanya warga Kp Kopi Desa Kutalanggeung yang berswadaya dan bergotong royong membangun jembatan tersebut”, ujarnya.
Penulis : DKS