Mediasuararakyat.com – Medan, SUMUT | Awal tahun 2023 Keluarga Besar KAHMI Sumatera Utara mengadakan malam syukuran dan silaturahmi bersama tokoh umat Islam Sumatera Utara di Grand Kanaya Hotel Sabtu, 14 Jumadil Akhir 1444 H / 7 Januari 2023 M.
Silaturahmi dihadiri Romo H.Raden Muhammad Syafe’i, SH, M.Hum, Presidium KAHMI Nasional Periode 2022 – 2027 yang juga Ketua PP. IKA USU 2022-2026, dan sejumlah pengurus dan undangan di antaranya Ketua MW KAHMI Sumut, H.Rusdi Lubis, H. Dadang Pasaribu, Ketua MD KAHMI Medan, Dr. Delyuzar Haris, Alwi Mujahit Hasibuan, Prof.Hasyim Purba, Prof.Haedar Daulay, Kak Oma, Abidin Syah Siregar, serta tokoh-tokoh agama serta lainnya.
Dalam sambutannya Ketua KAHMI Sumut, Rusdi Lubis menyampaikan bahwa tahun 2023 KAHMI Sumut untuk berkiprah lebih baik.
“Kaitannya dengan tahun-tahun politik, kita akan hantarkan kader-kader terbaik untuk duduk di legislatif mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten kota, nanti akan kita data dan dukung kader KAHMI yang potensial”, ujarnya.
Beliau menceritakan kilas balik saat Munas yang berlangsung di Palu 24-27 November 2022, utusan Sumut bertekad memberi dukungan terhadap pencalonan anggota DPR RI Romo Raden Muhammad Syafi’i menjadi Presidium Majelis Nasional (MN).
“Alhamdulillah atas kekompakan kita semua atas izin Allah Romo menjadi Presidium Majelis Nasional periode 2022 – 2027”, jelas Rusdi bathin.
“Saya mengatakan Romo akan memegang peran atau jabatan penting dalam kabinet ini, entah mungkin juga menteri ujar Rusdi yang di amini oleh seluruh hadirin”, lanjutnya.
Sebelum acara dimulai lantunan Al-Qur’an oleh Qori dan dilanjutkan doa oleh Ustad Ahmad Syukri, S.Pd.I akrab dipanggil UAS.
Dalam tausyiah kebangsaan Romo memulai dengan membacakan Qur’an Surah Ar-Rum ayat 30:
“Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam), sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
“Di diri kita apapun agamannya kesenangan kita semua adalah mematuhi Allah, dan apa saja yang tidak kita inginkan yang dilarang dalam Al-Qur’an itu pasti larangan,” terang Romo.
Dalam beberapa waktu belakangan ini jagat media kembali diramaikan oleh wacana politik identitas (identity politics). Wacana ini menggiring kontroversi mengenai boleh tidaknya sebuah kelompok menggunakan politik identitas.
Kontraversi terkait politik identitas berawal dari perbedaan dalam memahami konsep dan menempatkan konteks. Sebab kontekslah yang bisa menjadi acuan pemaknaan dan pemahaman atas suatu konsep.
Dengan demikian, mengabaikan konteks dari konsep politik identitas sama saja melahirkan pemahaman baru yang keliru, jadi politik identitas boleh dan itulah demokrasi.
“Bali misalnya Gubernurnya hindu, logis agama mayoritas disana Hindu, daerah mayoritas Islam pimpinannya juga Islam, apa salah! ya tidak,” kata Romo Syafi’i yang biasa bersuara lantang dimana saja termasuk di parlemen.
Tentang Islamphobia diterangkan dengan ringkas bahwa Negara Qatar telah berjasa meluruskan pemikiran barat yang keliru terhadap Islam. Kalau masih ada yang masih phobi terhadap Islam, usai piala dunia 2022 di Qatar lebih 1000 orang yang masuk islam karena mereka selama ini mendapat pemahaman yang keliru.
Dalam dialog interaktif Aziz beruntung dapat mengikuti, banyak pelajaran dan wejangan dari para senior yang dapat di petik hikmahnya. Acara tasyakuran ini dipandu oleh Dr.Efi Bharata yang sudah tidak asing lagi di Korps Alumni HMI Sumut.
Penulis : S Hadi Purba