Mediasuararakyat.com – Karawang, Jawa Barat | Hari demi hari kritikan dan protes baik lewat medsos maupun pemberitaan terkait pemberian dana hibah sebesar Rp10 miliar dari Pemkab Karawang kepada Polda Jabar makin deras.
Relawan Pejuang Demokrasi (Repdem) Kabupaten Karawang pun menilai serta mengkritik yang dianggap kebijakan Cellica (bupati karawang) tidak pro rakyat dan terkesan ada kepentingan yang ditutupi.
Menurut Ketua DPC Repdem Kabupaten Karawang, Novi Nur Agustianti, pihaknya sangat menyesalkan kebijakan Pemkab Karawang tersebut dan mengajak seluruh komponen rakyat untuk meminta tanggungjawab dari Pemkab Karawang dengan berbasis kajian utuh dan obyektif.
“Hibah Pemkab ke Polda bukanlah persoalan sederhana. Sebagai rakyat Karawang, sejujurnya sangat sakit hati, sebab dalam kondisi banyak kebutuhan program pembangunan, tiba-tiba Pemkab menggelontorkan anggaran lumayan besar untuk institusi di luar Karawang. Betul memang dilihat dari mekanisme dan payung hukum, tidak ada yang dilabrak. Tapi dari segi kepatutan, bisa dibilang sangat tidak patut, menciderai amanah publik,” kata Novi pada meduasuararakyat.com via pesan whatapps, Sabtu (11/02/2023) sore.
Dengan tegas Novi menyebut Bupati Karawang Cellica telah kehilangan orientasi kepemimpinan.
“Cellica pastilah memiliki orientasi pembangunan yang tertuang dalam visi-misi dan RPJMD. Indikator sederhana untuk mengukur keberhasilan adalah IPM yang meliputi pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan. Lalu apa jadinya jika Pemkab menerbangkan anggaran ke pihak lain, sementara di Karawang sendiri masih dihadapkan pada ratusan sekolah tidak layak dan rusak, kemiskinan ekstrem, pengangguran merebak dan infrastruktur transportasi yang amburadul?” bebernya.
Novi menilai selama memimpin Kabupaten Karawang yang hampir 10 tahun tidak memiliki sense of crisis.
“Cellica itu kalau ditotalkan sudah memimpin Karawang hampir 10 tahun, plus jabatan Plt. Semestinya sense of Crisis beliau makin terasah. Makin peka terhadap keluhan rakyatnya. Saat ini, Repdem malah melihat sebaliknya, seperti sudah ogah-ogahan ngurus Karawang, dan sudah berpuas diri dengan kegiatan-kegiatan ceremonial. Sangat Ironis. Bukannya makin lama makin On Fire tapi malah anti klimaks,” tegasnya.
Yang bikin miris bagi warga Kabupaten Karawang, lanjut Novi, belum ada kebijakan atau produk kepemimpinan yang monumental menjelang akhir kepemimpinan Cellica.
“Entah memori apa yang ada dibenak rakyat Karawang nanti setelah Cellica lengser dan kembali ke Bandung,” ujarnya.
“Repdem tidaklah rida bila esok lusa penerus estafet kepemimpinan Karawang malah diwariskan persoalan-persoalan rakyat yang sebenarnya bisa diselesaikan oleh Cellica saat menjabat,” timpalnya.
Repdem pun mengajak semua elemen rakyat untuk mengkritisi kasus hibah ini pada porsinya.
“Tidak berasumsi pada politis atau kepentingan kekuasaan ansich. Hibah Pemkab Karawang ke Polda Jabar adalah persoalan antara rakyat Karawang dengan kebijakan dan cara pikir pemimpinnya yang hari ini berkuasa. Tidak bicara soal popularitas dan elektabilitas Cellica dan pihak-pihak kontra di tahun politik. Stop sampai disitu,” tutupnya. ( tgh/red )