Diduga Ketua Ormas di Karawang Hina Dengan Kata-kata Merendahkan Profesi Wartawan
Mediasuararakyat.com – Karawang, Jawa Barat | Terulang lagi dan viral seorang wartawan, Pewarta atau Jurnalis mendapat perlakuan tidak menyenangkan dengan kata-kata yang merendah profesinya. Padahal Wartawan atau jurnalis adalah profesi yang memiliki peran yang sangat penting dalam publikasi berita kepada masyarakat, sebagai bahan edukasi masyarakat melalui informasi yang dikemas dalam sebuah berita. Sehingga, bisa dikatakan bahwa profesi wartawan itu adalah sebuah profesi yang mulia.
Hal itu tertuang dalam Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yaitu wartawan adalah seseorang yang memiliki kegiatan jurnalistik secara teratur. Kegiatan yang dilakukan oleh wartawan adalah mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan berita up to date kepada masyarakat melalui media massa, baik elektronik maupun cetak.
Namun, terkadang ada sebagian oknum yang dengan sengaja menghina profesi mulia seorang wartawan. Bahkan, oknum tersebut dengan arogan dan sombongnya melakukan penghinaan dengan melontarkan kata-kata yang tidak pantas dan tidak enak untuk didengar.
Seperti yang dilansir oleh Nendi Wirasasmita, selaku Pemimpin Perusahaan atau Direktur Utama dari media online dutapublik yang diduga kuat mendapat penghinaan dari oknum Ketua salah satu ormas yang bergerak dalam bidang perlindungan migran, yang berinisial E pada Senin (27/2) sekira pukul 22.00 WIB, bertempat di Mapolsek Lemahabang Polres Karawang Polda Jabar.
“Malam itu saya sedang melakukan liputan giat Polsek Lemahabang tentang penyaluran bantuan untuk korban bencana angin puting beliung. Setelah saya selesai menerbitkan berita, saya duduk sambil ngopi. Tak lama, datang E bersama istrinya. Saat bersalaman, E ngomong ngatain saya bilang “Ngapain ada di sini Oteng-Oteng?” dengan nada sinis, disaksikan dan didengar oleh orang yang ada di situ,” ungkap Nendi Wirasasmita.
Dikatakan Nendi Wirasasmita, setelah mendengar ucapan E yang dianggap menghinanya, Nendi Wirasasmita tidak langsung menimpalinya dikarenakan E dan istrinya menuju ke ruangan Unit Reskrim.
“Saya heran, tiba-tiba E ngomong kayak gitu. Apa maksudnya? Padahal E itu usianya lebih tua dari saya loh. Seharusnya si E lebih bijak dalam bicara. Tapi kok malah seperti itu mulutnya gak dijaga kalau ngomong,” ujarnya.
Setelah E dan istrinya keluar dari ruangan Unit Reskrim, lanjut Nendi Wirasasmita, dirinya menanyakan maksud dan tujuan kata “Oteng-Oteng” yang dilontarkan oleh E
“Saat saya tanya maksudnya apa, ngatain saya “Oteng-Oteng”, E menjawab, kenapa emangnya? Terserah saya dong! Hak saya! Itu ucapan yang keluar dari mulut E dengan arogan dan sombongnya, sambil meninggalkan Mapolsek Lemahabang,” bebernya.
Nendi Wirasasmita menyayangkan sikap dan ucapan E yang dianggapnya telah menghina dirinya.
“Saya menyayangkan sikap dan ucapan E, kami anggap telah menghina diri saya yang berprofesi sebagai wartawan”, sesalnya pada mediasuararakyat.com via pesan whatapps, Jumat (10/03/2023).
“Saat E, saya tanya maksud dan tujuan ngomong “Oteng-Oteng”, di situ ada Kanit Reskrim Pak Kardi yang kebetulan sedang ngobrol bareng saya. Hal ini akan saya diskusikan dengan tim divisi hukum media saya, untuk menindak-lanjuti kejadian tersebut. Karena bagaimana pun, baju saya adalah dutapublik, jika ada yang menghina profesi saya, berarti semuanya ikut dihina,” tuturnya. (tgh/red)