Ratna Hari Kartikaningsih, M.Pd : Keteladanan Kepala Sekolah Cermin bagi Guru Dan Siswa
Mediasuararakyat.com – Karawang, Jawa Barat | Kepala sekolah adalah pemimpin di sekolah dan sekaligus sebagai figur. Kepala sekolah harus mampu mengondisikan situasi lingkungan sekolah dan seluruh perangkat sekolah yang ada, termasuk para guru, karyawan, penjaga dan seluruh siswa yang ada. Penanaman karakter tidak lepas dari budi pekerti yang baik dan perilaku santun. Kadang kepala sekolah masih melihat beberapa perilaku yang kurang santun baik dari para guru maupun karyawan serta siswa sendiri. Hal tersebut di sampaikan Ratna Hari Kartikaningsih selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Cibuaya – Karawang kepada media Suara Rakyat.com.
Sebagai kepala sekolah yang sudah memiliki banyak pengalaman dan pernah menjadi guru, kepala sekolah berusaha mencari langkah-langkah agar para guru tidak tersinggung di hati, sehingga bisa lebih baik lagi.
Dalam buku Hasbullah (2012:1) arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau pedagogik berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Keteladanan hendaknya diartikan dalam arti luas, yaitu menghargai ucapan, sikap dan perilaku yang melekat pada pendidik (Aqib, 2011: 86).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian keteladanan berasal dari kata teladan, artinya hal yang dapat ditiru atau dicontoh. Sedangkan menurut Ishlahunnissa’ (2010: 42), pengertian keteladanan berarti penanaman akhlak, adab, dan kebiasaan-kebiasaan baik yang seharusnya diajarkan dan dibiasakan dengan memberikan contoh nyata.
“Keteladanan dalam pendidikan adalah pendekatan atau metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk serta mengembangkan potensi peserta didik. Untuk menciptakan suasana baik di lingkungan sekolah, maka praktik keteladanan di SMAN 1 Cibuaya diawali dari kepala sekolah, sehingga dapat menjadi teladan bagi guru, karyawan, orang tua, dan orang dewasa lainnya di lingkungan sekolah. Sekolah sebagai pendidikan formal, peranannya menanamkan pendidikan budi pekerti dimulai dari kepala sekolah sampai pesuruh di sekolah, ” ujar Ratna.
Lanjut Ratna, Sebagai kepala sekolah dan pemimpin di SMAN 1 Cibuaya, maka dirinya membiasakan perilaku yang baik di sekolah sebagai berikut :
- Berangkat awal ke sekolah. Dengan berangkat lebih awal ke sekolah, maka akan mengingatkan para guru untuk bisa menjadi teladan bagi siswanya untuk bisa berangkat lebih awal juga.
- Bertutur kata sopan. Sebagai pemimpin di sekolah maka harus bisa menjadi teladan bagi guru untuk bicara santun, sehingga guru juga bisa menjadi teladan bagi siswa di kelas maupun di luar kelas.
- Sikap menghargai di sekolah. Sebagai kepala sekolah, ketika ada guru yang terlambat untuk bisa mendengar dulu alasa atas keterlambatannya. Dengan mau mendengar alasan keterlambatan maka guru merasa dihargai.
- Memiliki sifat peduli. Sebagai kepala sekolah harus memiliki sikap peduli. Bila ada kelas yang kosong maka segera masuk kelas dan mengondisikan kelas tanpa menjelek-jelekan guru yang terlambat dan bisa memberi penjelasan keterlambatan guru pasti ada alasan, dan siswa diharap pengertiannya.
Setelah dirinya memberikan contoh perilaku yang teladan dan budi baik di sekolah, ternyata hampir semua guru tidak ada yang terlambat lagi. Dengan keteladanan dirinya sebagai kepala sekolah, akhirnya semakin terjalin kebersamaan antara guru dan kepala sekolah. Tidak hanya itu suasana sekolah menjadi lebih tertib dan siswa lebih santun dalam berperilaku di lingkungan sekolah. (Rian)