Mediasuararakyat.com – Karawang, Jawa Barat | Kemajuan tekhnologi begitu pesat, dari alat komunikasi sampai peralatan survei dan analisa penelitian kandungan tanah. Namun secanggih perkembangan tekhnologi alat survei dan penelitian geodesi dengan tekhnik geolistrik pun belum ada satu pun alat atau tekhnologi yang memastikan kandungan yang ada dalam kandungan tanah.

Tekhnologi alat survei sekarang, hanya menampilkan angka-angka atau grafik, dari hasil grafik dan angka-angka tersebut peneliti membuat analisa dan perkiraan apa saja yang terkandung dalam tanah, termasuk adanya kandungan air. Sedangkan untuk memastikan apa yang terkandung dalam tanah, tetap harus melakukan pengeboran.

Karena berdasarkan hasil analisa dan perkiraan, tidak mustahil kesalahan atau error akan terjadi, seperti yang terjadi di desa Kutalanggeng kecamatan Tegalwaru kabupaten Karawang provinsi Jawa Barat, pengeboran untuk mencari sumber air tanah gagal menemukan sumber air, padahal pengeboran tersebut berdasarkan hasil kajian dan penelitian terlebih dahulu.

MEDIASUARARAKYAT.COM
Jalal, Warga Kampung Palasari Desa Kutalanggeng Kecamatan Tegalwaru – Karawang Sedang Mengambil Air Dari Sumur Resapan.

Dan berdasarkan informasi yang didapat tim mediasuararakyat.com, bukan hanya ini yang gagal, sudah beberapa kali pengeboran air tanah dilakukan di wilayah kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru untuk menemukan sumber air dalam rangka mengatasi kekeringan dan kesulitan air bersih, baik yang dilakukan secara swadaya masyarakat, instansi POLRI atau TNI dan instansi pemerintahan, namun hasilnya tidak maksimal.

Pengeboran air ini merupakan program Kepolisian Resort (Polres) Karawang dalam upaya mengatasi kekeringan di Karawang Selatan dan membantu penyediaan air bersih, khususnya warga desa Kutalanggeng kecamatan Tegalwaru kabupaten Karawang.

Ayung salah seorang warga mengapresiasi apa yang telah dilakukan Polres Karawang atas kepeduliannya terhadap kesulitan warga dalam penyediaan air bersih.

“Di luar gagalnya pengeboran air bersih ini, kami tetap mengucapkan terima kasih pada Polres Karawang khusus bapak Kapolres atas kepeduliannya, dengan inisiatif melakukan pengeboran air tanah untuk penyedian air bersih untuk warga, dan itu bukti rasa cinta seorang pemimpin pada rakyatnya”, ujar Ayung pada mediasuararakyat.com, Sabtu (09/09/2023).

Hal senada disampaikan warga lainnya, Cecep Sopyan yang juga salah seorang aparatur desa Kutalanggeng yang biasa disapa dengan panggilan “Ceneng”.

“Walau program ini gagal, kami tetap mengucapkan terima kasih pada bapak Kapolres Karawang yang telah berusaha membantu warga kami”, kata Cecep.

“Kami berharap beliau tidak kapok dan terus berbuat baik untuk membantu warga, apalagi di masa kemarau ini”, lanjutnya.

“Kami berharap pada bapak Kapolres Karawang, program penyediaan air bersih tetap diteruskan, namun bukan dengan pengeboran, tolong buatkan kami sumur-sumur resapan di beberapa tempat, seperti yang pernah kami lakukan”, harapnya.

MEDIASUARARAKYAT.COM
Sumur Resapan Masih Penuh Airnya, Yang Jaraknya Beberapa Meter Dari Lokasi Pengeboran Air

Lebih lanjut ceneng menerangkan bahwa dulu warga desa Kutalanggeng pernah tidak mengalami kesulitan air bersih di waktu kemarau.

Di kampung Naringgul pernah memiliki mesin pompa air kapasitas besar dengan sumur resapannya yang dialirkan ke tiap rumah dengan pipanisasi, juga di kampung Kopi Kulon.

Karena tingkat kesadaran yang kurang dalam perawatan dan dampak politik pilkades, mesin tersebut rusak, dan akhirnya pasilitas yang sudah adapun rusak.

Penulis : DKS

admin

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content ini dilindungi.....!!!!