Mediasuaratakyat.com – Banten | Di Kabupaten Pandeglang estimasi kasus Tuberkulosis (TBC) kurang lebih sebanyak 3.829 kasus, Bupati Pandeglang mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Pandeglang untuk mengeliminasi kasus TBC dengan Temukan Obati Sampai Sembuh TOSS TBC.

“Jumlah kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan ke Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) dari Januari sampai dengan September tahun 2023 ialah sebanyak 2.407,” ungkap Bupati Irna dalam kegitan penguatan percepatan penanggualangan Tuberkolusis menuju eliminasi tahun 2030 di Rizki Hotel Pandeglang, Selasa (31/10/2023).

Dijelaskan Bupati Irna Toss TBC merupakan sebuah gerakan atau kampanye untuk temukan tuberkulosis, obati sampai sembuh TBC di indonesia. Kampanye ini kata Irna, menjadi salah satu pendekatan untuk menemukan, mendiagnosis, mengobati dan menyembuhkan pasien TBC serta menghentikan penularan TBC di masyarakat.

“Kasus dengan cakupan penemuan TBC sebesar 62 persen (target 90%) masih ada 1.422 pasien TBC yang belum ditemukan dapat menjadi sumber penularan TBC di masyarakat sehingga hal ini menjadi tantangan besar bagi program penanggulangan TBC,” terangnya.

Menurutnya, Pemkab Pandeglang telah berkomitmen dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 43 tahun 2023 tentang Penanggulangan Tuberkulosis dan Keputusan Bupati Pandeglang nomor 400.7.1/kep.304-huk/2023 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis.

“Setiap orang perlu menyadari pentingnya langkah-langkah Toss TBC, yaitu, mencari dan menemukan gejala di masyarakat, mengobati Tbc dengan tepat, hingga memantau pengobatan TBC sampai sembuh,” imbuhnya.

“Peran keluarga sangat penting dalam pencegahan penularan TBC, tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam pencegahan dan penanggulangan TBC,” sambungnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan EniYati mengatakan, dalam penyelesaian kasus TBC tidak bisa hanya satu sektor, melainkan multi sektor. 

“Kita harus bersama bergerak agar mencapai maksimal karena untuk mengakhiri epidemi TBC menjadi salah satu target penting dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) yang harus dicapai bersama,” katanya.

Dikatakan EniYati beberapa kendala yang terjadi dalam penanganan kasus TBC diantaranya adalah minimnya pemahaman masyarakat dan putusnya pengobatan yang dilakukan.

“Ini memang agak sulit, karena masyaralat memandang TBC ini seolah penyakit memalukan sehingga terkesan menutupi jika terjadi kasus,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri Sekda dan unsur lainnya, mulai dari para camat se-Pandeglang, perwakilan Orgaisasi Perangkat Daerah (OPD), dan para tenaga kesehatan.***

Penulis: SN

admin

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content ini dilindungi.....!!!!