Banten | Angka harapan hidup di Kabupaten Pandeglang terbilang rendah, dengan rata-rata umur harapan hidup hanya mencapai 65,20 tahun. Sedangkan ibu dan balita jadi fokus perhatian Dinas Sosial (Dinsos) setempat.
Menurut Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang, Sutoto, bahwa angka harapan hidup yang rendah itu dipengaruhi oleh angka kematian ibu dan bayi yang masih cukup tinggi di Pandeglang.
“Jadi hal ini memiliki dampak signifikan terhadap angka harapan hidup masyarakat. Kesehatan memiliki peran utama dalam menentukan harapan hidup seseorang. Ketika pola hidup yang sehat diterapkan, harapan hidup bisa meningkat secara signifikan,” terang Kadinsos Sutoto kepada media, Rabu (22/11/2023).
Dikatakannya, bahwa dalam upaya meningkatkan angka harapan hidup, Dinas Kesehatan (Dinkes) bertanggung jawab untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terutama pada ibu dan bayi yang rentan.
“Sementara Dinsos fokus pada rehabilitasi sosial dan memberikan pendampingan dalam kasus-kasus tertentu,” katanya.
“Harapannya, melalui pendidikan yang baik, setiap warga yang belum tersentuh oleh bantuan sosial atau program pemerintah dapat dijangkau,” sambungnya.
Sutoto juga menambahkan, bahwa untuk mengatasi permasalahan angka harapan hidup di Pandeglang, kolaborasi dari berbagai pihak seperti Dinkes, Dinas Perkim terkait sanitasi, Bappeda, serta Dinsos sangatlah penting.
“Terutama dalam menanggapi kasus-kasus seperti anak-anak dengan masalah gizi buruk atau ibu hamil yang kesulitan biaya klinik, kami berupaya memberikan dukungan melalui SKTM dan BPJS,” imbuhnya.***
Penulis: SN