Banten | Masih dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Provinsi Banten, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten berkolaborasi dengan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten mengembangkan Agrowisata Kopi Gunung Karang, Pengembangan agrowisata kopi berlokasi di Juhut Kabupaten Pandeglang ini untuk meningkatkan produktivitas wilayah konservasi.
Pengembangan agrowisata ini dilakukan sebagai upaya menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat. Serta dapat menjadi daya tarik destinasi wisata kopi di Kabupaten Pandeglang.
Hal tersebut di ungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar usai meresmikan Imah Kopi Gunung Karang di Kelurahan Juhut Kabupaten Pandeglang, Minggu (26/11/2023).
“Ini bagian dalam rangka kita menumbuhkembangkan ekonomi khususnya di Kabupaten Pandeglang. Saya yakin akan banyak masyarakat mendapatkan nilai tambah disini seperti UMKM serta menumbuhkan ekonomi kreatif,” kata Al Muktabar.
Dikatakan, Agrowisata ini berkonsep memadukan potensi wisata alam dengan potensi wisata edukasi sehingga para pengunjung atau wisatawan dapat mengenal beragam jenis dan kriteria kopi yang ada di Provinsi Banten serta memberikan edukasi tentang kopi mulai dari proses penanaman hingga ke proses disedu dan diminum.
Selain Agrowisata lanjut Al Muktabar, hal itu dilakukan dengan tujuan menjaga kawasan Gunung Karang sebagai wilayah tangkapan dan sumber mata air agar tetap produktif. Tanaman kopi memiliki nilai strategis sebagai tanaman konservasi tanah dan air.
“Kawasan Gunung Karang ini adalah hutan tangkapan air bagi berbagai daerah. Yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Serang. Karena ini pusat mata air. Dan kita harus menjaganya dengan tetap produktif”, tambahnya.
Al Muktabar menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk menyediakan pasar bagi para petani kopi di Provinsi Banten dengan konsep penjualan baik dengan metode pemasaran melalui platform digital, stan pameran di tingkat nasional bahkan internasional, serta berkolaborasi dengan para investor penggiat kopi yang memiliki cafe-cafe di berbagai tempat di Indonesia bahkan luar negeri dengan cara kontrak kerja sama menggunakan kopi produk lokal Banten.
“Penjualannya, tentu nanti kita siapkan banyak metode, platfom digital, Plasa Banten, konvensional juga kita siapkan, kolaborasi kerja sama dengan para penggiat kopi. Kopi kita spesifik dan punya nilai tambah tinggi itu akan menjadi keuntungan petani kopi kita”, tambahnya.
“Selain kita berikan bibit Kopi ke para petani Kopi, kita juga memberikan pembinaan terhadap desain produknya, juga transaksi menggunakan digital Qris dari Bank Banten,” sambungnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Imaduddin Sahabat mengatakan pada pengembangan agrowisata kopi di Kabupaten Pandeglang ini, pihaknya menghadirkan Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) serta para investor bisnis kopi agar kopi khas Banten dikenal lebih luas oleh para investor.
“Di sini kita menghadirkan Badan Musyawarah Perbankan Daerah serta Investor bisnis kopi dengan harapan kopi Banten dapat masuk ke para investor,” ungkapnya.
Ditambahkan, pihaknya mendorong agrowisata kopi ini dengan harapan dapat menumbuhkan UMKM serta dapat menjadi pariwisata kopi (Coffee Tourism) dikarenakan dari wilayah Gunung Karang Kabupaten Pandeglang ini penanaman dan pengembangan kopi sudah ada sejak lama sehingga dapat menciptakan destinasi pariwisata yang berbasis kopi.
“Harapan kita para wisatawan dari luar bukan hanya mencari durian banten yang sudah dikenal, tetapi juga mencari kopi khas Banten,” tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengungkapkan pada kesempatan ini Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan sebanyak 5.000 batang bibit kopi kepada Kelompok Tani Kelurahan Juhut.
Selain itu, lanjut Agus pengembangan pariwisata dan komoditas kopi di Provinsi Banten melalui showcase kopi atau Imah Kopi Gunung Karang yang baru saja diresmikan oleh Pj Gubernur Banten merupakan kolaborasi Pemprov Banten bersama Bank Indonesia dengan pengelolaannya oleh Lembaga Ekonomi Masyarakat Tri Sanghyang Kelurahan Juhut Kecamatan Karang Tanjung Kabupaten Pandeglang sebagai pelaku utama.
“Tujuan jangka pendeknya akan menjadi peningkatan ekonomi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kreatif. Sedangkan Tujuan jangka panjangnya sebagai tanaman konservasi,” imbuhnya.***
Penulis: SN