Banten | Jelang Natal dan tahun baru 2024, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Pandeglang melakukan pengawasan harga sembilan bahan pokok (sembako) ke beberapa pasar di Pandeglang.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Pandeglang Al Anshar Nur, bahwa untuk menghadapi perayaan natal dan pergantian tahun 2024 yang biasanya harga sembako cenderung naik. Dan untuk mengantisipasi kenaikan tersebut, pihaknya terus mengintensifkan melakukan pengawasan ke beberapa pasar.
“Untuk menghadapi natal dan tahun baru, kami difokuskan mengintensifkan pengawasan untuk mengantisipasi kenaikan harga beberapa komoditas pangan,” ungkap Al Anshar Nur kepada media, Selasa (28/11/2023).
Dikatakannya, bahwa data mengenai kenaikan harga yang diperoleh oleh Diskoperindag Pandeglang dari lapangan dapat menjadi bahan bagi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam mengambil langkah-langkah kebijakan.
“Dalam skenario tertentu, kami mungkin perlu melakukan kegiatan operasi pasar sebagai solusi kongkrit,” katanya.
Namun lanjut Al Anshar, dalam konteks keuangan untuk tahun ini, pihaknya tidak memiliki anggaran, tetapi dinas lain seperti Dinas Pertanian mungkin bisa melaksanakan program operasi pasar karena kini bergabung dalam nomenklatur yang sama.
“Ketahanan pangan menjadi bagian dari Tugas Pokok dan Fungsi mereka. Mungkin kami dapat berkolaborasi dengan sektor swasta untuk menyelenggarakan operasi pasar,” ujarnya.
Dijelaskannya, terkait rencana untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa pasar, bahwa pengawasan dan sidak ke pasar dilakukan secara rutin setiap hari dengan petugas yang mencatat sejumlah komoditas bahan pokok.
“Monitoring dan pengawasan dilakukan secara harian. Namun, kami tidak bisa melakukan intervensi saat terjadi kenaikan harga, kecuali jika terkait dengan upaya penimbunan yang merupakan masalah berbeda,” terangnya.
Ditambahkannya, bahwa dalam pengawasan di Pasar Pandeglang, pihaknya melibatkan kepolisian untuk mengawasi bahan komoditas tersebut. Hasil dari survei lapangan dengan mengambil sampel dari beberapa pedagang menjadi penentu penyebab kenaikan harga.
“Harga naik bisa disebabkan oleh kelangkaan pasokan yang mengakibatkan gagal produksi, bukan karena ada oknum yang menimbun barang atau komoditas tersebut,” imbuhnya.
“Untuk operasi pasar dapat melibatkan BUMN, BMUD, serta pihak swasta sebagai langkah untuk mengendalikan harga yang melonjak menjelang Nataru,” pungkasnya.***
Penulis: SN