Images

Penulis : Ahmad Saoki Andriyana, Mahasiswa Magister Pendidikan EkonomiUniversitas Negeri Jakarta

Mediasuararakyat.com – Indonesia adalah negara agraris atau agraria. Istilah “agraris” atau “agraria” mengacu pada negara yang ekonominya didominasi oleh sektor pertanian atau pertanian menjadi salah satu sektor utama dalam perekonomiannya. Indonesia memiliki sejarah yang kaya dalam bidang pertanian dan sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor ini untuk penghidupan mereka.

Pertanian di Indonesia mencakup berbagai jenis tanaman dan komoditas, seperti padi, kopi, kelapa sawit, karet, dan banyak lagi. Selain itu, Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk sumber daya alam seperti hasil pertambangan dan kehutanan yang mendukung perekonomian negara.

Namun demikian, Tetapi sektor produksi pertanian Indonesia mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Kebijakan Pertanian yang tidak efektiftidak tepatdalam mendukung petani dapat menyebabkan penurunan produksi. Misalnya, adanya kebijakan harga minimum yang tidak sesuai dengan biaya produksi petani atau subsidi yang tidak tepat sasaran dapat mengurangi insentif untuk meningkatkan produktivitas.

Badan Pusat Satatistik Indonesia mengatakan panen padi sepanjang Januari-September 2023 adalah 8,66 juta hektar, mengalami penurunan 0,03 juta hektar dibanding periode yang sama tahun lalu. “Penyumbang utama luas panen karena penurunan di Provinsi Jabar, Sulsel, Jateng yang memang ketiga provinsi tersebut lumbung padi nasional. Salah satu faktor penyebab menurunnya luas panen, terutama karena kondisi kekeringan yang berkepanjangan akibat fenomenan El Nino akibat gagal tanam dan gagal panen di wilayah Indonesia

Berdasarkan data yang telah dirilis oleh BPS, Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari−September 2023 diperkirakan setara dengan 26,11 juta ton beras atau mengalami penurunan sebesar 58,56 ribu ton beras (0,22 persen) dibandingkan Januari− September 2022 yang sebesar 26,17 juta ton beras. Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober−Desember 2023 ialah sebesar 4,78 juta ton beras. Dengan demikian, total produksi beras pada 2023 diperkirakan sekitar 30,90 juta ton beras atau mengalami penurunan sebesar 645,09 ribu ton beras (2,05 persen) dibandingkan produksi beras pada 2022 yang sebesar 31,54 juta ton beras.

Penyebab-penyebab sektor produksi ini menurun diantaranya :

Perubahan iklim: Perubahan iklim dapat memengaruhi produksi pertanian dengan berbagai cara, seperti fluktuasi curah hujan, suhu yang ekstrem, dan pola musim yang tidak teratur. Hal ini dapat mengganggu tanaman dan mengurangi produktivitas pertanian.

Penggunaan teknologi yang terbatas: Meskipun ada kemajuan dalam teknologi pertanian, namun masih banyak petani di Indonesia yang belum menerapkan teknologi modern dengan baik. Penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat, irigasi yang efisien, dan manajemen hama dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi pertanian.

Keterbatasan akses pasar: Beberapa petani di daerah terpencil mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses pasar yang memadai untuk menjual hasil pertaniannya. Hal ini dapat menghambat motivasi untuk meningkatkan produksi karena kurangnya kepastian dalam pemasaran hasil pertanian.

Keterbatasan lahan: Pertumbuhan populasi dan perluasan infrastruktur telah mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian yang tersedia. Keterbatasan lahan ini dapat membatasi kemampuan untuk meningkatkan produksi pertanian.

Kondisi sosial-ekonomi: Faktor-faktor sosial-ekonomi seperti kemiskinan, ketimpangan distribusi pendapatan, dan kurangnya akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan juga dapat memengaruhi produktivitas pertanian. Petani yang mengalami kondisi sosial-ekonomi yang sulit mungkin kesulitan untuk menginvestasikan modal dan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan produksi.

Pentingnya peran kebijakan dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian memerlukan evaluasi yang cermat dan berkelanjutan dari pemerintah. Kebijakan yang mendukung, seperti subsidi yang tepat sasaran, investasi dalam infrastruktur pertanian, pendekatan yang berkelanjutan terhadap lingkungan, dan promosi teknologi pertanian modern, dapat membantu memperbaiki kondisi sektor produksi pertanian di Indonesia.

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong sektor produksi pertanian karena pertanian merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian suatu negara. Berikut adalah beberapa peran penting pemerintah dalam mendukung dan meningkatkan sektor produksi pertanian:

Kebijakan Pertanian: Pemerintah dapat merancang kebijakan pertanian yang mendukung petani, seperti kebijakan subsidi pupuk, benih, dan pestisida, serta kebijakan harga minimum untuk komoditas pertanian tertentu. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli petani, mendorong investasi di sektor pertanian, dan memperkuat ketahanan pangan negara.

Infrastruktur Pertanian: Pemerintah bertanggung jawab untuk membangun infrastruktur yang mendukung kegiatan pertanian, seperti jaringan irigasi, jalan dan jembatan pedesaan, gudang penyimpanan, dan pasar yang memadai. Infrastruktur yang baik akan membantu petani dalam mengoptimalkan produksi, mengurangi kerugian pasca panen, dan meningkatkan akses pasar.

Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah dapat memberikan pendidikan dan pelatihan kepada petani mengenai praktik pertanian yang modern dan efisien, pengelolaan tanaman dan hewan yang baik, serta penggunaan teknologi pertanian yang canggih. Hal ini akan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

Penelitian dan Inovasi: Pemerintah perlu mendukung penelitian dan pengembangan di bidang pertanian untuk menciptakan varietas tanaman yang lebih unggul, teknologi pengendalian hama yang ramah lingkungan, dan metode pertanian yang berkelanjutan. Dengan adanya inovasi, sektor pertanian dapat menjadi lebih efisien dan produktif.

Akses Keuangan: Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk memberikan akses keuangan yang mudah dan terjangkau bagi petani, seperti kredit usaha pertanian, asuransi pertanian, dan program pembiayaan bagi petani kecil. Hal ini akan membantu petani dalam mengembangkan usahanya dan menghadapi risiko-risiko yang terkait dengan pertanian.

Pasar dan Promosi: Pemerintah dapat membantu petani dalam mengakses pasar domestik maupun internasional dengan memfasilitasi promosi produk pertanian, mengadakan pameran dan pasar tradisional, serta menjalin kerja sama perdagangan dengan negara lain. Dengan demikian, petani akan memiliki kesempatan lebih luas untuk memasarkan produknya dan meningkatkan pendapatan.

Perlindungan Lingkungan: Pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi lingkungan dari dampak negatif kegiatan pertanian, seperti pencemaran air dan tanah, deforestasi, dan degradasi lahan. Melalui kebijakan yang berkelanjutan, pertanian dapat berkontribusi secara positif terhadap kelestarian lingkungan.

Dengan melaksanakan peran-peran tersebut secara efektif, pemerintah dapat memberikan dorongan yang signifikan bagi pengembangan sektor produksi pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mengoptimalkan kontribusi pertanian terhadap perekonomian negara.



admin

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content ini dilindungi.....!!!!