Mediasuararakyat.com – Banten | Banyaknya keluhan dari beberapa keluarga pasien yang menyampaikan kepada salah seorang yang kebetulan Jurnalis dari media online yang berada di RSUD Banten yang kebetulan orang tuanya juga di rawat di gedung garuda karena penyakit gagal ginjal yang dirawat di Rumah Sakit umum Provinsi Banten di jalan Syekh Moh Nawawi Al Bantani, Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.
RSUD milik pemerintah Provinsi Banten tersebut terkesan lambat dalam pelayanan dan perawatan terhadap pasien yang menimbulkan banyaknya keluarga pasien merasa kurang puas atas pelayanan dari para perawatnya.
Ibu separuh baya yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa saudaranya yang di rawat namun pihak RSUD Banten terkesan lambat sedangkan si pasien menderita penyakit paru bentuk keluhan yang di rasakan kepada tenaga perawat yang terkesan santai dan kebanyakan ngobrol tidak memprioritaskan akan kondisi si pasien tersebut.
Menurut salah satu keluarga pasien lainnya, begitu juga di rasakan hal yang sama oleh keluarga dari Jurnalis media online yang kebetulan orang tuanya di rawat dengan diagnosa dari RSUD penyakit gagal ginjal. Pihak RSUD seolah membiarkan begitu saja, padahal menurut keterangan dokter bahwa ibundanya harus mendapatkan transfusi darah itu hanya ucapan saja tidak ada tindakan.
“Betul orang tua saya yang di vonis oleh Dr RSUD provinsi Banten terkena gagal ginjal dan kurang darah. Saat itu pihak dokter menyampaikan kepada adik saya katanya mau di lakukan transfusi darah. Namun sampai 3 hari orang tua saya di ruangan tidak mendapatkan tindakan apapun, hanya di kasih obat 3 kali dalam sehari dan makan,” paparnya, Selasa (30/4/2024).
“Sedangkan kondisi orang tua saya itu meraung kesakitan yang tak kunjung membaik, sehingga kami dari pihak keluarga memutuskan untuk membawa pulang orang tua kami untuk di rawat jalan di rumah,” tuturnya.
Bahkan, di tempat apoteker juga dikeluhkan oleh para keluarga yang hendak mengambil obat merasa lambat juga dalam pelayanan padahal hanya beberapa orang yang menunggu antri.
Namun, sampai memakan waktu 2 sampai 3 jam lebih untuk menunggu obat tersebut padahal terlihat pelayanan di apoteker banyak petugas dan terkesan santai sembari mengobrol.
“Harapan kami pihak pemerintah dan management RSUD Provinsi Banten dapat meninjau dan berikan sangksi bagi para petugas RSUD yang saat di jam kerja agar lebih disiplin dan mengutamakan pelayanan bukan mengutamakan ngobrol karena mereka tugas digaji bukan untuk bercanda namun untuk melayani,” harapnya.
“Apa lagi di Rumah Sakit itu kan tempatnya orang-orang sakit yang tentunya tak sedikit orang sakit yang meregang nyawa, jadi salah sedikit saja bisa fatal akibatnya,” tutupnya.***
Penulis: SN