Memasuki musim kemarau, warga di tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Pandeglang, mulai mengalami krisis air bersih. Hal ini dampak mengeringnya sumber air dan sumur-sumur yang ada di permukiman warga.
Sebagaimana perlu diketahui, berdasarkan pemantauan yang dilakukan BMKG, puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September 2024, mencakup 77,27 persen wilayah zona musim.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kabupaten Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan, mengungkapkan bahwa dampak musim kemarau di Kabupaten Pandeglang mulai dirasakan oleh warga sejak beberapa hari yang lalu.
“Sejumlah kecamatan sudah mengajukan proposal bantuan untuk mengantisipasi kekeringan. Hingga saat ini, ada enam kecamatan yang telah mengajukan permohonan resmi melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops), meskipun jumlah kecamatan yang terdampak sebenarnya lebih dari enam,” ungkap Riza, Rabu 14 Agustus 2024.
Lanjutnya, penanganan kekeringan akan diprioritaskan bagi desa dan kecamatan yang telah mengajukan proposal bantuan.
“Setelah menerima informasi dari BMKG bahwa kita harus mengantisipasi kekeringan pada bulan Agustus hingga September, BPBD-PK Pandeglang segera bertindak. Sejauh ini, kecamatan yang telah meminta bantuan pengiriman air bersih antara lain Panimbang, Sindangresmi, Patia, Sukaresmi, dan Angsana,” ujar Riza.
Riza menambahkan bahwa BPBD-PK akan terus memantau situasi dan menyiapkan langkah-langkah penanganan untuk memastikan kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi selama musim kemarau ini.
Dikatakannya, pihaknya telah mengantisipasi dampak musim kemarau dengan mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang mengalami krisis air.
Distribusi air bersih ini dilakukan ke setiap kecamatan yang terdampak kekeringan menggunakan armada tangki air berkapasitas 4 ribu dan 6 ribu liter, yang dimiliki oleh BPBD-PK Kabupaten Pandeglang.
“Saat ini, karena proposal bantuan baru diajukan oleh beberapa kecamatan, kami mengupayakan distribusi air bersih dengan memanfaatkan tiga unit kendaraan tangki yang telah disiapkan. Masing-masing kendaraan ini berkapasitas 4.000 dan 6.000 liter, dan sudah mulai difungsikan di lapangan,” jelasnya.
Musim kemarau tahun ini mulai berdampak di Kabupaten Pandeglang. Meski belum separah tahun 2023, di mana 26 kecamatan dan 117 desa mengalami krisis air bersih, saat ini sudah ada 7 kecamatan yang kembali terdampak. Kecamatan tersebut meliputi Sindangresmi, Sukaresmi, Panimbang, Angsana, Sobang, dan Patia.
“Kalau disebut tantangan, ya memang tantangan. Bencana kekeringan ini sudah diprediksi oleh BMKG. Setiap tahun, mulai Juni hingga September, kita harus siap menghadapi kekeringan. BPBD sesuai tugasnya harus siap dengan operasional sarana dan prasarana yang ada,” ujar Kepala BPBD-PK Kabupaten Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan.
Riza menambahkan, dampak kemarau kali ini belum merata di seluruh wilayah Pandeglang, karena masih ada daerah yang justru masih merasakan hujan. Namun, sesuai prakiraan BMKG, kemarau di Pandeglang diperkirakan akan berlangsung hingga September.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, sabar, dan waspada, serta bijak dalam penggunaan air selama musim kemarau ini.
“Bagi masyarakat yang terdampak atau membutuhkan air bersih, silakan berkomunikasi dengan pihak desa dan kecamatan untuk membuat proposal yang bisa dikirimkan ke BPBD. Jika kekeringan semakin meluas, kami akan berkoordinasi dengan stakeholder lain untuk menambah mobil tangki air,” pungkasnya.***
Penulis: SN