Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah dan perlindungan lingkungan, Pemkab Pandeglang pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk Pemantapan Gerakan Peduli Sampah Kabupaten Pandeglang Tahun 2024.
Acara tersebut berlangsung di Aula RM S-Rizki Pandeglang dan dihadiri oleh lebih dari 60 peserta dari berbagai instansi, lembaga, dan komunitas yang peduli terhadap isu tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ratu Tanti Darmiasih, S.Pd., M.Si, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama.
“Kami berharap para peserta dapat memahami peran mereka dalam mengelola sampah dengan benar,” ujarnya, Rabu 25 September 2024.
Dalam sambutannya, Ratu Tanti menegaskan bahwa masalah sampah harus diatasi secara kolektif.
“Kita harus bergerak dari hulu ke hilir. Masyarakat dan pemerintah perlu bersinergi demi lingkungan yang lebih baik,” katanya.
Ratu Tanti menegaskan bahwa masalah sampah harus ditangani secara kolektif. Kita harus bergerak dari hulu ke hilir.
“Masyarakat dan pemerintah perlu bersinergi demi lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kondisi Pantai Teluk Labuan, yang dulunya dikenal sebagai salah satu kawasan terburuk dengan predikat terjorok, namun kini telah berhasil dibersihkan. Hal ini menunjukkan pentingnya komitmen lokal. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah pusat.
“Kita semua harus berkomitmen untuk membersihkan lingkungan kita,” tambahnya.
Ratu Tanti mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Kecamatan Labuan telah membuang sampah ke Cipunten Agung Sungai Caringin. Kondisi ini memerlukan perhatian serius.
“Kami perlu alat berat seperti ekskavator untuk menangani tumpukan sampah, dan tentu saja, ini tidak murah,” ujarnya.
Ia juga berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya gotong royong.
“Kebersihan adalah sebagian dari iman. Mari kita kampanyekan nilai ini dalam kehidupan sehari-hari,” ajaknya.
Saat ini, kata Ratu Tanti, Kabupaten Pandeglang menghasilkan sekitar 900 ton sampah per hari, tetapi hanya 160 ton yang dapat terangkut.
“Angka ini menunjukkan bahwa kita masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Diperlukan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di setiap desa untuk mengatasi masalah ini secara efektif,” ujarnya.
Sementara Hj Nuriah, S.KM., M.Si, Asda 2 Kabupaten Pandeglang, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah. Ia menegaskan pentingnya alokasi anggaran dari masing-masing desa untuk mendukung upaya ini.
Perempuan berkacamata ini juga menggarisbawahi perlunya kesepakatan tarif untuk pengelolaan sampah, dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam proses tersebut.
“Semoga niat baik kita dapat berbuah kebaikan di masa yang akan datang,” harapnya.
Nuriah menyebutkan bahwa tarif retribusi akan ditingkatkan dari 5.000 pada tahun 2022 menjadi 8.000 pada tahun 2024. Membuang sampah sembarangan tidak dapat ditoleransi, tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya penggunaan mesin pencacah sampah untuk membantu proses pengelolaan. Setiap desa harus mengalokasikan dana untuk TPST.
“Banyak yang masih tutup karena kekurangan dana, padahal ini sangat penting,” ungkapnya.
Kemudian , mantan Kadinsos Pandeglang ini menekankan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama. Kita perlu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“TPA di Pandeglang harus menjadi perhatian, dan kami membutuhkan SDM serta biaya untuk pengelolaan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia juga menegaskan perlunya menghindari sikap saling menyalahkan. Di samping itu, Hj Nuriah menekankan potensi ekonomi dari pengelolaan sampah. Bank-bank sampah yang berhasil perlu dicontoh dan dikembangkan lebih lanjut.
“Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan,” ajaknya.
Dengan harapan dan kerja sama dari semua pihak, Asda 2 Ekbang itu optimis bahwa Kabupaten Pandeglang dapat mengatasi masalah sampah secara efektif. Edukasi kepada masyarakat adalah kunci.
“Mari kita ambil langkah nyata demi masa depan yang lebih bersih. Bersama, kita wujudkan Pandeglang yang ramah lingkungan,” tutup Nuriah.***
Penulis: SN