Viralnya sebuah video yang menggambarkan pembiaran dari guru melihat kenakalan yang dilakukan oleh para siswanya seperti ada yang meroko, berkelahi, bermesraan dilakukan di lingkungan sekolah tersebut.
Hal itu dibiarkan karena para guru takut dilaporkan kepada kepolisian oleh orang tua siswa yang tidak terima anaknya dilakukan seperti itu. Padahal tugas seorang guru adalah mengajar dan mendidik menjadikan manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional agar anak bangsa memiliki kecerdasan dan akhlak mulia.
Menurut H Aang Kunaefi salah satu aktivis dan pengamat kebijakan publik Banten, bahwa tugas guru mengajar dan mendidik menuju manusia seutuhnya sesuai tujuan nasional tersebut.
“Guru hanya punya tugas tatap muka 7 sampai dengan 8 jam/hari sesuai jenjang kelas. Selanjutnya di rumah dan lingkungan masyarakat tugas orang tua dan masyarakat,” ungkap Aang Kunaefi kepada media, Selasa (05/11/2024) yang menyikapi beredarnya vidio drama yang diperankan oleh para siswa dan beberapa guru yang terkesan cuek menyaksikan kenakalan para siswanya tersebut.
“Mendidik itu lebih berat daripada mengajar. Kalau ada yang kecubit, kepukul, itu upaya terakhir. Berarti anak itu tidak bisa dengan verbal. Mun ceuk bahasa Sunda mah, geus teu bisa diomongan (Kalau kata bahasa sundanya, anak sudah tidak bisa diomongin,-red),” sambungnya.
Namun demikian kata Aang yang juga pengarang sebuah buku berjudul “Makna Sebuah kehidupan“, hal itu pasti tidak akan sampai menimbulkan luka dan trauma ada caranya.
“Rasanya, menurut saya banyak produk hukuman dari guru yang pernah kita alami atau para orangtua alami dulu pernah dicubit, dilempar kapur, dicoret kapur di jidat, dijepret penggaris ditangan karena kuku belum dipotongin,” tuturnya.
Padahal cuma kesiangan, lanjutnya baju dikeluarkan, ngobrol dikelas ketika pembelajaran sedang berlangsung, tetapi itu menjadikan para siswa yang disiplin dengan aturan harus diikuti di lingkungan sekolah.
“Sekarang banyak orangtua yang melaporkan keaparat penegak hukum. Kalau begitu, coret kata Mendidik dan tugas guru Mengajar saja,” ujarnya.
Ditambahkan Aang, dengan kondisi seperti itu pemerintah harus hadir untuk menyelamatkan dunia pendidikan Indonesia khususnya para siswa sebagai penerus bangsa.
“Pemerintah harus hadir untuk menyelamatkan kondisi pendidikan di sekolah Wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang telah dipertontonkan seperti di video yang viral tersebut,” pungkasnya.***
Penulis: SN