Dalam suasana penuh semangat kekeluargaan dan kebersamaan, acara Silaturrahim dan Pelantikan Pengurus Daerah Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten berlangsung lancar, khidmat dan sukses.
Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 9 November 2024, dari pukul 09.00 wib hingga 12.00 wib di Aula Yayasan Irsyadul Ibad, Pandeglang, menarik perhatian para tokoh dan masyarakat setempat.
Hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh penting di Kabupaten Pandeglang, antara lain, Drs. HM. Acang, M. Ag., KH. Abdul Wahid Sahari dari Menes, Hj. Erna Erwan Kurtubi, Prof. DR. H. Sholeh Hidayat, dan tokoh lainnya.
Ketua Panitia Pelaksana, KH. Abd. Wahid Al-Faqier, yang juga Pimpinan Ponpes Riyadhussalam Mandalawangi, Pandeglang, dalam laporannya mengungkapkan bahwa Pelajar Islam Indonesia (PII) adalah organisasi yang kaya akan sejarah.
“Organisasi ini berdiri sejak 4 Mei 1947 di Jogjakarta oleh pemuda Yoesdi Ghozali, PII bertujuan mencapai kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam. Slogan “Tandang ke gelanggang walau seorang,” menjadi spirit yang tak tergoyahkan bagi kader PII dalam bergerak dan berdakwah,” ungkap pria berkacamata itu.
“Tri Komitmen PII, yaitu Komitmen ke-Pelajaran, Komitmen ke-Islaman, dan Komitmen ke-Indonesiaan, menjadi pemandu setia dalam setiap langkah perjuangan. Dengan semangat yang membara, PII terus membangun masa depan yang gemilang dalam ridha Allah SWT,” imbuhnya.
KH. Abd. Wahid juga menekankan pentingnya sinergitas menuju organisasi yang modern, mandiri, dan bermartabat, dengan berlandaskan kolaborasi, inovasi, dan integritas.
“Para pengurus yang baru dilantik diharapkan dapat menjalankan amanah dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Tausiyah ilmiah disampaikan oleh Prof. DR. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., tokoh pendidikan Banten. Sholeh mengungkapkan kondisi pelajar Banten yang sangat mengkhawatirkan dengan meningkatnya kasus pergaulan bebas di sekolah dan pondok pesantren.
“Keadaan ini sangat menyedihkan dan perlu perhatian serius,” katanya.
Ia juga menyoroti rendahnya kualitas guru yang berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan di Banten.
“Oleh karena itu, kader PII diharapkan memiliki peran penting dalam mengembalikan marwah pelajar,” tandasnya.
Sementara itu Ketua terpilih, KH. Aan Iskandar, M.Ag., dalam sambutannya menyampaikan keprihatinannya atas tingginya angka buta huruf Al-Quran di Banten yang mencapai 60 persen.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat Banten dikenal sebagai Kota Sejuta Santri dan Seribu Ulama. Dengan demikian saya menekankan pentingnya pengkaderan agar masyarakat Banten dapat membaca Al-Quran dengan baik,” ujarnya singkat.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Umum KB PII Provinsi Banten KH. Makmun Muzakki, bahwa spirit dibentuknya Provinsi Banten adalah untuk tegaknya syariat Islam.
“Para pendiri Banten sebagian besar adalah kader PII. KB-PII memiliki peran dan andil dalam memperjuangkan tegaknya syariat Islam di bumi Banten,” ucapnya.
Ia mengajak KB PII untuk bahu-membahu bersama masyarakat Banten untuk menjadikan Banten sebagai Daerah Istimewa seperti yang telah diberikan kepada Aceh dan Jogjakarta.***
Penulis: SN