Mediasuararakyat.com – Indramayu | RSUD Pantura MA Sentot saat ini kondisinya kondisinya sangat memperihatinkan dan terancam bangkrut atau pailit.
RS milik Pemkab Indramayu itu terancam bangkrut lantaran kondisi keuangan tidak stabil, akibatnya pihak rumah sakit mengalami kesulitan untuk membeli obat untuk pasien dan membiayai semua oprasional RS.
Akibatnya salah satu contoh pelayanan terhadap pasien Hemodialisa. Puluhan pasien yang hendak cuci darah rutin akhirnya tidak bisa dilayani, pasien juga harus dipindahkan ke beberapa RS lain.
Salah satu keluarga pasien HD rutin sangat kecewa dan menyayangkan kelalaian manajemen RS tersebut.
“Saya merasa sangat kecewa atas pelayanan RS terhadap keluarga kami,” ucap salah satu keluarga yang tidak mau disebutkan namanya dengan nada penuh kekecewaan.
Lanjut dia, harusnya jika stok bahan dan alat tidak ada kan 5 hari sebelum terjadi bisa pinjam saja dulu dengan RS sekitar daerah Kabupaten Indramayu jangan sampe pasien HD yang rutin malah dioper-oper ditempat RS lain kasian pasien tersebut.
Guna menyelamatkan RS milik daerah ini, wabup Syaefudin gercep melaksanakan kunjungan kerja ke RS Pantura MA Sentot. Sekaligus mengupayakan penyelesaian terhadap 78 pasien Hemodialisa (HD) yang harus dipindahkan ke rumah sakit lain, Jumat (25/4/2025).
Secara mendadak pada kunjungan itu, Wabup juga langsung mengumpulkan jajaranan manajemen RSUD MA. Sentot Patrol untuk segera dilakukan solusi secara cepat dan tepat.
Sebelumnya, Wabup Syaefudin mendapatkan informasi bahwa sebanyak 78 pasien hemodialisa yang berada di RSUD M.A. Sentot Patrol sejak hari Kamis (24/4/2025) tidak mendapatkan layanan karena terkendala teknis sebab barang habis pakai yang tidak tersedia di rumah sakit tersebut.
Untuk itu pihaknya memastikan layanan kepada para pasien harus segera ditangani karena mereka sangat membutuhkan penanganan di ruangan hemodialisa.
Wakil Bupati Indramayu, Syaefudin mengatakan, terhadap 78 pasien tersebut pihaknya telah memindahkan pelayanan. Sebanyak 47 pasien dialihkan ke RS MM, RS Bhayangkara, dan RS Sumber Waras Cirebon. Sedangkan sebanyak 31 dialihkan ke RSUD Indramayu.
“Ini harus segera ditangani mereka membutuhkan perawatan. Kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi,” tegas Syaefudin.
Syaefudin menambahkan, terhadap pasien yang dialihkan ke RSUD Indramayu pihaknya telah berkoordinasi dengan Dirut agar bisa segera melayani pasien-pasien tersebut.(Heryanto)