MediaSuaraRakyat.com_Indramayu – Dalam suasana malam yang sarat harapan dan semangat kebersamaan, Pemerintah Desa Jangga menggelar Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) pada Jumat malam, 23 Maret 2025, bertempat di aula kantor kuwu. Acara yang berlangsung mulai pukul 20.00 WIB itu digelar dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di seluruh pelosok desa.
Sekitar 40 peserta dari berbagai unsur masyarakat hadir dalam musyawarah penting tersebut. Suasana berlangsung hangat namun serius, dipimpin langsung oleh Kuwu Desa Jangga, Nedi Prasetyo, A.Md. Agenda utama malam itu adalah pemilihan ketua koperasi melalui mekanisme voting terbuka,sebuah langkah demokratis yang menandai komitmen desa terhadap partisipasi warga.
Dari tiga calon yang maju, yakni Wahyudin, S.Pd, Ujang, dan Yasin, akhirnya suara terbanyak diraih oleh Wahyudin, S.Pd—tokoh pendidikan yang dikenal luas di masyarakat berkat kiprahnya sebagai kepala UPTD di salah satu sekolah dasar setempat. Dengan semangat penuh, ia menerima amanah tersebut dan langsung menyampaikan sambutan pertamanya sebagai ketua terpilih.
“Ini bukan pekerjaan satu atau dua orang. Untuk memajukan koperasi ini, kita semua harus bergerak bersama. Perlu dukungan total dari seluruh elemen desa agar koperasi ini bisa menjadi motor penggerak kesejahteraan,” ungkap Wahyudin dengan nada tegas namun bersahaja. Ucapannya disambut tepuk tangan panjang, menandakan optimisme hadirin terhadap kepemimpinannya.
Sementara itu, Kuwu Nedi Prasetyo memberikan arahan yang tak kalah penting. Ia menegaskan bahwa pembentukan koperasi bukanlah sekadar menggugurkan kewajiban dari pusat, melainkan momentum penting untuk membangun kemandirian ekonomi warga. “Saya minta segera bentuk legalitas koperasi dan susun program kerja yang konkret. Jangan sampai ini hanya jadi formalitas,” tegasnya, memicu antusiasme peserta rapat.
Terpilihnya Wahyudin juga dinilai sebagai langkah strategis karena latar belakangnya yang kuat di bidang manajerial dan pendidikan. Beberapa peserta menyebutnya sebagai sosok yang mampu merangkul berbagai pihak, termasuk generasi muda dan pelaku UMKM desa. Harapannya, koperasi ini bisa menjadi wadah inklusif yang menjangkau semua kalangan.
Masyarakat Desa Jangga sendiri menyambut positif hasil musyawarah ini. Banyak warga meyakini koperasi yang dikelola dengan transparan dan profesional akan menjadi solusi nyata atas berbagai persoalan ekonomi di tingkat desa, seperti akses permodalan, pemasaran produk lokal, hingga penguatan usaha mikro.
Dalam waktu dekat, Wahyudin bersama tim formatur akan menyusun struktur kepengurusan lengkap dan merancang program-program prioritas koperasi, mulai dari pendirian unit usaha simpan pinjam hingga pemberdayaan petani dan pelaku usaha kecil. “Kita akan susun langkah kerja realistis tapi progresif,” ujar Wahyudin saat diwawancarai usai acara.
Musdesus malam itu pun berakhir menjelang pukul 23.00 WIB, dengan semangat kebersamaan yang masih terasa kental. Banyak yang menyebutnya sebagai awal babak baru Desa Jangga—dari desa biasa menuju desa yang mandiri secara ekonomi. Apakah koperasi ini akan menjadi model sukses nasional? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun satu hal pasti: langkah pertama telah diambil.
(Heryanto)
