Img 20250610 wa0013

MediaSuaraRakyat.com – Indramayu | Pemerintah Kabupaten Indramayu bergerak cepat merespons kabar duka dari keluarga Siti Badriah, seorang pekerja migran asal Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, yang saat ini tengah dirawat secara intensif di sebuah rumah sakit di Taiwan akibat komplikasi penyakit serius.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, melalui Camat Losarang Boy Billy Prima, S.STP, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan kunjungan langsung ke rumah keluarga Siti Badriah.

Kunjungan tersebut turut didampingi oleh perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Indramayu serta Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Ujar Camat Boy Kepada awak media Selasa 10 Juni 2025

“Pemerintah daerah sudah melakukan koordinasi intensif dengan agen penyalur dan pihak terkait. Berdasarkan informasi terakhir, status kerja Siti Badriah dinyatakan resmi dan legal.

Saat ini ia masih menjalani perawatan di rumah sakit Taiwan dengan seluruh biaya yang ditanggung oleh pihak perusahaan pemberi kerja,” ujar Camat Boy Billy.

Ia juga menyampaikan bahwa apabila kondisi Siti terus membaik, dari pemerintah kabupaten indramayu
menyatakan kesiapannya untuk memulangkan yang bersangkutan ke Indonesia dalam waktu dekat.

“Kami berharap minggu depan sudah ada perkembangan positif, sehingga Siti bisa segera kembali ke tanah air,” lanjutnya.

Pemerintah Kabupaten Indramayu, tegas Boy Billy, berkomitmen untuk terus memberikan perlindungan dan bantuan kepada seluruh warga yang bekerja di luar negeri, termasuk memastikan hak-hak mereka tetap terjamin.

Kisah pilu ini bermula saat Siti Badriah, yang berangkat ke Taiwan sebagai pekerja migran pada Maret 2024, mendadak mengalami penurunan kondisi kesehatan pada Maret 2025. Ia didiagnosis menderita komplikasi penyakit serius, termasuk infeksi otak, tumor, dan gangguan fungsi limpa.

“Sebelum berangkat, istri saya sudah menjalani empat kali pemeriksaan kesehatan, dua kali di Indonesia dan dua kali di Taiwan. Hasilnya semua menyatakan ia dalam kondisi sehat,” tutur Sarjoni, suami Siti, dengan nada getir.

Sarjoni berharap besar agar sang istri dapat segera dipulangkan ke Indonesia agar bisa mendapatkan pendampingan dari keluarga selama menjalani proses pengobatan. “Kami sangat ingin mendampingi langsung agar bisa memberikan semangat dan kekuatan moral bagi istri saya,” katanya.

Selama menjalani perawatan, Siti sempat tidak sadarkan diri selama 18 hari. Sarjoni bahkan harus menjual sepeda motor satu-satunya untuk membantu menutupi biaya penjagaan harian di rumah sakit. “Kami sudah kirimkan Rp8 juta ke sana melalui agensi,” ujarnya.

Kini, keluarga hanya bisa berharap pada langkah cepat pemerintah. Sarjoni mengajukan permohonan terbuka kepada Bupati Lucky Hakim, BP2MI, Kementerian Luar Negeri, hingga Kedutaan Besar RI di Taiwan agar segera memfasilitasi proses pemulangan istrinya.

“Kami memohon kepada Bapak Bupati dan seluruh pihak yang berwenang agar istri saya bisa dibawa pulang. Ini soal nyawa. Kami ingin mendampinginya langsung selama masa pemulihan,” ujar Sarjoni.

Kasus Siti Badriah menjadi potret nyata tantangan dan risiko besar yang dihadapi para pekerja migran Indonesia. Di balik harapan hidup yang lebih layak, terdapat sisi rapuh dari perlindungan kesehatan dan keterbatasan pendampingan keluarga di negeri orang.

Pemerintah daerah menegaskan akan terus memantau perkembangan kondisi Siti dan mendorong agar proses pemulangan bisa segera terealisasi demi kemanusiaan dan keutuhan keluarga.

Bupati Indramayu Lucky Hakim langsung menindaklanjuti lewat dinas- dinas Terkait.

(Heryanto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content ini dilindungi.....!!!!