Img 20251012 193509

Lantunan takbir dan doa menggema di kawasan Patung Kuda Silang Monas, Jakarta, Minggu (12/10/2025). Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat tumpah ruah memenuhi jalan, menyerukan satu suara: hentikan genosida di Palestina dan dukung kemerdekaan bagi rakyat yang telah puluhan tahun tertindas.

Di tengah lautan manusia yang mengenakan syal Palestina dan membawa bendera merah putih serta bendera Palestina, tampak sosok Irwandi Suherman, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Generasi Muda Mathla’ul Anwar (DPW GEMA MA) Provinsi Banten. Tak sendirian, Irwandi hadir bersama dua buah hatinya, Aini dan Izul, yang turut mengibarkan bendera kecil bertuliskan “Free Palestine”.

Langkahnya sederhana, namun sarat makna. Bagi Irwandi, membawa kedua anaknya ke aksi solidaritas ini bukan sekadar ikut-ikutan. Dalam keterangannya di media sosial, ia menuliskan pesan menyentuh yang menggambarkan nilai yang ingin ia tanamkan kepada generasi muda.

“Untuk Aini dan Izul, hari ini ayah tidak sedang mengajarkan kebencian kepada salah satu ras di muka bumi ini, tapi ayah sedang mengajarkan kecintaan kepada perdamaian,” tulis Irwandi dalam akun media sosialnya.

Pesan tersebut mengalir di tengah panas terik dan hiruk-pikuk massa yang menyerukan kebebasan bagi Palestina. Irwandi menyebut, keikutsertaannya bersama anak-anaknya merupakan wujud nyata pendidikan kemanusiaan dan sejarah bagi generasi penerus bangsa.

 “Saya ingin anak-anak belajar langsung tentang nilai kemanusiaan, solidaritas, dan sejarah panjang persaudaraan dunia Islam. Ini bukan tentang politik, ini tentang kemanusiaan,” ujarnya.

Aksi solidaritas ini diikuti ribuan peserta dari berbagai daerah, mengenakan atribut Palestina, membawa poster-poster dukungan, serta menyerukan penghentian agresi dan penjajahan terhadap rakyat Palestina. Mereka berdiri bersama dalam satu seruan moral: bebaskan Palestina, hentikan genosida, dan tegakkan keadilan untuk kemanusiaan.

Meski diwarnai air mata dan doa yang lirih, suasana aksi tetap damai dan penuh harapan. Di tengah lautan manusia, senyum kecil Aini dan Izul menjadi simbol bahwa perjuangan kemanusiaan akan terus hidup—diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *